Manusia dan Harapan

Manusia dan Harapan


Definisi Harapan
Harapan atau asa (menurut wikipedia) adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.

Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".

Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung paa pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat..

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup dalam pergaulan manusia lain yaitu dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
1. kelangsugnan hidup
2. keamanan
3. hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. diakui lingkungan
5. perwujudan cita-cita

Mengapa Manusia Perlu Memiliki Harapan


Tanpa harapan, kita akan dengan mudah menyerah dan memohon kematian lebih cepat dari seharusnya. Bukti mengesankan ini tidak hanya terjadi dalam fenomena manusia saja tetapi juga pada hewan. Sebuah penelitian menyatakan bahwa ketika hewan ditempatkan dalam situasi yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, dan tidak diberi kesempatan untuk melarikan diri, pada akhirnya mereka akan mati secara perlahan karena kehilangan harapan untuk hidup dalam situasi tersebut. Namun pada kasus yang berbeda, jika hewan-hewan itu berada pada situasi tak berdaya, kemudian mereka diberi beberapa waktu untuk mengetahui bahwa ada upaya untuk membebaskan diri dari situasi yang berbahaya itu, maka hewan-hewan itu akan hidup lebih lama dan terus berusaha melepaskan diri dari situasi tidak menyenangkan itu.

Ketika seorang pasien divonis bahwa hidupnya tinggal beberapa bulan lagi, lalu ia menyerahkan semuanya termasuk harapan untuk mendapatkan kembali kesehatannya, maka persentase tingkat kehidupannya akan berkurang dari beberapa minggu. Namun lain halnya ketika ia memiliki harapan dan motivasi untuk terus hidup, maka ia dapat bertahan melebihi batas waktu kehidupan yang diberikan. Mengapa bisa terjadi demikian? Pada dasarnya orang-orang yang tidak memiliki keinginan untuk hidup lebih lama, akan memiliki peluang hidup yang sangat rendah, untuk mengalahkan ketakutan mereka. Mereka akan kehilangan kepercayaan diri. Siapapun yang menganggap tidak ada kesempatan untuk melarikan diri dari situasi yang sulit, akan membuat mereka menyerah kalah sebelum berperang. Mereka mati bukan karena tidak ada jalan keluar tetapi mati karena rasa putus asa.  

Ada sebuah kisah nyata tentang seorang pria yang terjebak dalam sebuah pendingin ruangan di perusahaan tempat ia bekerja. Dengan hanya mengenakan kaos tipis pada saat itu, dia mencoba untuk menggedor-gedor pintu dengan harapan rekan-rekan kerja yang lain mendengarnya. Tetapi karena hari telah malam dan jam kerja telah usai, hanya ia sendirian di sana. Berbagai macam kemungkinan muncul di dalam pikiran pria itu, bagaimana ia mati dan ditemukan oleh rekan kerjanya keesokan pagi atau mungkin beberapa hari kemudian jika kantor libur esoknya. Pada dasarnya ia telah berhenti berharap dan pada saat itu ia merasakan kedinginan yang sangat kuat. Keesokan paginya rekan-rekan kerjanya menemukan dia mati membeku. Yang paling mengherankan adalah dia mati karena kedinginan dengan suhu normal ruangan dengan pintu tidak terkunci sama sekali. Dia meninggal karena keyakinannya bahwa ia tidak punya peluang untuk hidup. Dia putus asa dan karena itu ia mati.
 
Sesungguhnya mesin penggerak manusia adalah harapan. Hanya orang yang memiliki harapan yang mampu bertahan hidup dalam ujian yang ringan maupun berat. Hanya pemburu harta karun yang memiliki harapan menemukan sesuatu yang ia cari, akan menemukan harta karun itu. Hanya orang-orang yang memiliki harapan untuk perdamaian dan percaya bahwa mereka bisa menyumbangkan sesuatu untuk itu, akan menciptakan ketentraman. Hanya penjual yang memiliki harapan bahwa ia akan menemukan pelanggan untuk produknya, berhasil menjual produk-produknya. Hanya atlet yang memiliki harapan, yang akan menang untuk mendukung semua upaya latihannya selama ini. Hanya dia yang percaya bahwa ada solusi untuk masalah, yang akan mengambil upaya untuk menemukan solusi itu. Tanpa harapan, tidak akan ada kemajuan, kelangsungan hidup dan masa depan.


Harapan dan Cita-Cita adalah Nafas Kehidupan


(nuas nurdin dalam blog-nya) Harapan atau cita-cita adalah nafas sebuah gerak, dan gerak adalah syarat sebuah kehidupan yang punya makna. Tanpa gerak kehidupan layak disebut mati meski ia masih saja bernyawa, dengan kalimat yang lain bahwa hidup yang kehilangan cita-cita seperti arus sungai yang berhenti merindukan samudra, berhenti untuk mengalir, membiarkan harapannya tergenang, diam dan kemudian merusak dirinya sendiri.

Cita-cita itu adalah isyarat iman, sebab iman menghadirkan harapan, maka mereka yang paling beriman adalah mereka yang paling kuat menegakkan harapannya, memupus harapan adalah gejala terang kematian iman.

Seperti seorang ibu menyusukan anaknya sepenuh cinta karena sebuah harapan, petani turun keladang, menanam dan merawat tanamannya dengan ketekunan yang tinggi juga karena harapan, juga guru tak lelah membimbing anak-anak asuhnya di sebabkan harapan, sebagaimana seorang beriman menyempurnakan pengabdiaannya juga karena harapan. Bukankah anak kecil merangkak terjatuh dan bangkit kembali untuk merangkak karena dorongan dari sebuah harapan.

Kita semua membutuhkan harapan itu, dalam apapun ukuran kapasitas dan bentuk keadaan kita, sebagai anak muda, sebagai orang tua, sebagai penuntut ilmu, sebagai hamba Allah, sebagai rakyat biasa atau pemangku kuasa, dalam keadaan sehat, ketika lapang, dalam keadaan sakit atau di saat jatuh dan tak berdaya dan seterusnya atau bahkan para pendosa sekalipun atau disaat berjaya pun selalu membutuhkan harapan.

Harapan juga adalah obat, berapa banyak orang-orang yang didera dengan rasa sakit yang begitu berat, sampai semua pintu seolah tertutup kecuali satu yaitu memilih bertahan untuk tetap berharap, lalu kemudian harapan itu menjadi penebus atas segala deritanya, bebas dari deraan dan merdeka untuk merayakan rasa syukurnya. Ada yang menyebutnya sebagai mukjizat, namun apapun namanya, ini adalah bukti kedahsyatan harapan yang dirawat dengan baik.

Harapan pun layak disebut doa, bahkan meski ia belum lagi dipanjatkan. Bila sebuah harapan disuburkan dengan persangkaan yang baik kepada-Nya dalam keyakinan yang kuat. Maka kita seperti menggerakkan semesta untuk bekerja dalam mewujudkan harapan-harapan tersebut, sebab kita sama memahami bahwa Keputusan-Nya mengikuti persangkaan sang hamba. Maka harapan yang diyakini adalah doa yang kuat.

Dan tak ada yang ingin memungkiri bahwa harapan adalah kekuatan, ketika harapan itu ditumbuhkan maka ia akan membangunkan kemauan yang tertidur di dalam diri, dan jika kemauan itu membesar menjadi azzam (tekad) maka ia akan berubah menjadi dorongan kekuatan yang menggerakkan raga untuk bertindak. Kekuatan yang tak jarang meremehkan keletihan dan menertawakan ancaman.
Jadi hidup tanpa harapan seperti membiarkan diri sendiri memasuki ruang tak berjendela dan juga tanpa nyala lentera, gulita tiada cahaya. Hidup yang mengundang lebih awal kematiaanya sebelum waktunya tiba. Maka berpengharapan mutlak bagi kehidupan yang bermakna.

Lalu bila ternyata harapan-harapan itu lama belum juga terwujud, kita tak boleh letih berharap, tetaplah meyakininya sampai harapan kita bertemu dengan kehendak-Nya, pada waktu yang tepat menurut ukuran-Nya.
Menurut saya, harapan adalah sebagai pupuk yang dapat memacu semangat kita untuk melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang akan kita tuju. Orang yang tidak memiliki harapan sama dengan orang yang putus asa, orang yang tidak punya harapan, orang yang tidak memiliki semangat hidup. Dengan adanya harapan maka kita memiliki tujuan hidup dan kita akan berusaha untuk mencapainya. Kita ambil contoh, jika ada seseorang yang sakit eras dan presentase kesembuhannya sangat kecil sekali sehingga harapan agar dia sembuh pun kecil. Tapi orang tersebut yakin dan memiliki harapan yang sangat besar dia akan sembuh. Dengan usaha yang keras dan dibantu doa akhirnya orang tersebut bisa sembuh dari sakitnya. Ini yang bisa dibilang bahwa harapan adalah satu pemicu semangat untuk mencapai tujuan yang kita yakini bisa kita dapat, dengan usaha dan pastinya dengan doa.

Sumber Terkait :
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment