Ulasan
mengenai standar teknik berdasarkan skripsi yang diangkat oleh Ibrahim
Ghiffari, Ambar Harsono, dan Abu Bakar dengan judul analisis six sigma untuk
mengurangi jumlah cacat di stasiun kerja sablon pada CV. Miracle.
CV.
Miracle adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi. Perusahaan ini
mempunyai 2 buah stasiun kerja yaitu stasiun kerja sablon dan stasiun kerja
jahit. Kondisi saat ini CV. Miracle kurang memperhatikan kualitas produk.
Terutama untuk kualitas proses penyablonan. Pengendalian proses sablon hanya
didasarkan pada spesifikasi berupa bentuk gambar, sedangkan kualitas gambar dan
warna hasil penyablonan tidak begitu diperhatikan. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dibutuhkan metode pengendalian kualitas yang dapat memperbaiki proses
dan kualitas hasil penyablonan. Pengendalian kualitas adalah teknik atau sistem
menghindari atau mengurangi jumlah cacat (defect). Pengendalian Kualitas Six
Sigma merupakan metode terstruktur yang difokuskan untuk mengurangi variansi
proses sekaligus juga untuk mengurangi jumlah produk cacat. Untuk mengurangi
jumlah produk cacat pada proses sablon di CV. Miracle dapat dilakukan
pengendalian kualitas dengan menerapkan metode Six Sigma. Six Sigma merupakan
proses perbaikan yang bersifat berkelanjutan. Proses perbaikan kualitas Six
Sigma meliputi proses Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC).
Tahap penyelesaian six sigma dibagi
menjadi 5 tahap berdasarkan metoed DMAIC yang digunakan. Tahap tersebut terdiri
dari Define-Measure-Analyze-Improve-Control. Tahap define merupakan tahap
pengidentifikasian proses, stasiun kerja
kritis, cacat dan jumlah cacat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti didapatkan stasiun kerja kritis yaitu sttasiun kerja sablon dengan
jumlah cacat sebesar 849 unit, dibandingkan pada stasiun kerja jahit yaitu
sebesar 33 unit cacat. Jenis cacat yang ditemukan yaitu tergores, bintik,
leber, dan terkerlupas.
Tahap kedua adalah measurement,
yaitu fase pengukuran level sigma perusahaan berdasarkan nilai DPMO dan CTQ
dari cacat yang dihasilkan. Hasil perhitungan yang dilakukan didapatkan nilai DPMO dari perusahaan sebesar
595370. Hasil tersebut menjelaskan bahwa
dari 1 juta unit yang diproduksi ada kemungkinan dihasilkan produk cacat
sebesar 593370 unit dan tingkat sigma perusahaan berada pada level 1.5.
Tahap selanjutnya adalah analyze, yaitu
fase menganalisis akar penyebab cacat.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya cacat menurut
Ghiffari, dkk dalam penelitiannya yaitu manusia, diantaranya yaitu operator
mengalai kelelahan akibat beban kerja
yang terlalu banyak, operator tidak mau menggunakan alat pelindung diri,
pencahayaan sangat kurang disatsiun kerja sablon, dan operator merokok saat
bekerja. Fasilitas, yaitu diantaranya rackel dan screen harus diganti dan tidak
adanya fasilitas mesin pengering. Metode, diantaranya yaitu tidak adanya ukuran
penggunaan tiner sehingga cat terlalu cair, tidak adanya standarisasi waktu
penjemuran sehingga waktu penjemuran tidak sempurna, mika tidak dalam posisi
yang benar sehingga hasil sablon miring, dan penyimpanan hasil sablon masih
ditumpuk di lantai. Bahan baku, diantaranya yaitu plastik miring dan cat tidak
sesuai standar.
Tahap selanjutnya yaitu improve,
atau fase perbaikan. Perbaikan penyablonan dilakukan dengan merancang standar operasional procedure (dapat
dilihat pada Gambar 1) dan perbaikan proses penjemuran. Perbaikan proses
penjemuran dilakukan dengan melakukan perancangan eksperimen menggunakan Anova
dimana jumlah lemabran mika dibatasi sebanyak 15 lembar mika. Waktu penjemuran
dibatas selama 2 dan 2 menit. Hasil perancangan
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 2.
Gambar
1 Standar Operational Procedure
Tabel 1 Hasil
Perancangan Eksperimen
Berdasarkan hasil perancangan
eksperimen di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Faktor
plastik mika, nilai f hitung adalah 0,706, f tabel adalah 0,33 karena f hitung
> dari f tabel maka tolak H0 dan dapat disimpulkan jumlah mika berpengaruh
terhadap jumlah cacat.
2.
Faktor
waktu penjemuran, nilai f hitung adalah 5,706 f tabel adalah 0,235 karena f
hitung > dari f tabel dapat disimpulkan bahwa waktu penjemuran berpengaruh
terhadap jumlah cacat.
Proses perbaikan mengahsilkan nilai
sigma yang meningkat sebesar 2.05 dan DPMO menurun sebesar 290.741. cost of
poor quality akibat cacat pada stasiun kerja sablon menurun sebesar Rp.
205.042. Hasil yang didapatkan dari perbaikan sangat baik dalam mengurangu
jumlah cacat, sehingga peneliti melakukan dokumentasi dan standarisasi sebagai
tahap kontrol pada analisis six sigma.

Tags:
Tugas Kuliah
Mainkan game online di poker terbaik di agen poker terbaik sebenarnya lebih aman dan juga menyenangkan terutama terutama dengan kehadiran berbagai pemain game yang mulai memainkan taruhan poker judi Online, https://softwarestreets.com/forum/profile/situs988poker/